JELAGA
Perempuan itu mengaduk-aduk nasi yang baru setengahnya menjadi bubur di sebuah panci penyok. Jelaga pekat menghiasi wadah tersebut yang mana setiap hari bertambah kepekatannya. Lidah-lidah api menjulur dari kayu bakar di dalam tungku yang kemudian menjilati bagian bawah dan pada sebagian tubuh panci. Angin membawa asap dari lidah-lidah api tersebut, menyisakan jelaga di langit-langit dapur, juga pada setiap benda yang ia lewati. Dan inilah: hitam berjelaga di seluruh ruangan dengan kepekatan yang akan terus bertambah setiap harinya. Perempuan itu meniup api tatkala dilihatnya kayu bakar hampir setengah padam. Percikan-percikan bunga api menyembur di depannya. Sebentar kayu itu menyala, sebentar padam lagi. Kemudian ditambahkannya potongan-potongan kayu kecil karena kayu di dalam tungku ludes terbakar. Dengan telaten ia meniupi api yang padam yang kemudian menyala kembali dan menjalar ke seluruh